Tokoh Pariwisata Banyumas, Kang Icuk
https://www.klikbaturraden.com/2025/11/tokoh-pariwisata-banyumas-kang-icuk.htmlPurwokerto - Di tengah tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata lokal, sosok Narco A.Md.Par., atau lebih dikenal sebagai Kang Icuk, muncul sebagai figur yang aktif mendorong pengembangan pariwisata Banyumas dan sekitarnya. Lahir di Cilacap dan kini tinggal di Desa Windujaya, Kedungbanteng, Kang Icuk dikenal sebagai pribadi sederhana yang konsisten mengabdikan diri untuk masyarakat.
Saat ini ia merupakan mahasiswa aktif STEMBI Al - Aziziyah S1 Pariwisata Syariah Randudongkal Pemalang, kampus pariwisata satu-satunya di wilayah Jawa Tengah bagian selatan. Studi yang ia jalani menjadi penopang dalam berbagai aktivitasnya di lapangan, mulai dari organisasi hingga pemberdayaan komunitas.
Kang Icuk terlibat dalam berbagai kegiatan pariwisata, termasuk di Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) dan jaringan pegiat desa wisata. Ia memiliki pengalaman sebagai pendamping serta fasilitator desa wisata di Kabupaten Banyumas dan Purbalingga, membantu masyarakat menggali potensi lokal melalui pendekatan pemberdayaan.
Dalam ranah kewirausahaan, Kang Icuk membangun usaha perjalanan wisata bernama Kudusiki Trip berbadan hukum PT Tri hita Karana Indonarco, yang ia kelola sebagai sarana edukasi sekaligus ruang praktik dalam mengenalkan potensi wisata lokal kepada masyarakat luas.
Di luar pariwisata, ia aktif dalam berbagai kegiatan lingkungan, seperti penanaman pohon dan pelestarian tukik (anak penyu) di pesisir Selatan Cilacap. Aktivitas ini menjadi wujud komitmennya terhadap konsep pariwisata berkelanjutan.
Kang Icuk juga dikenal dekat dengan dunia pendidikan. Ia kerap berbagi pengalaman sebagai pembicara serta guru inspiratif di beberapa SMK Pariwisata di wilayah Banyumas. Pengalamannya ia tuangkan dalam dua buku: Gagal Viral dan *Ekspedisi Merah Putih Hari Pahlawan dan Guru Jilid IV.
Kini, pada usia 38 tahun, Kang Icuk menapaki perjalanan dengan cita-cita sederhana namun berarti: menjadi pengusaha pariwisata yang bermanfaat bagi masyarakat serta menjadi pemimpin lokal yang mampu memajukan desa kelahirannya, Windujaya. Baginya, pariwisata bukan hanya profesi, tetapi jalan pengabdian yang menghubungkan alam, budaya, dan manusia.
